Pengantar Singkat tentang Evolusi Senjata Api dalam Konteks Sejarah Militer Global – Senjata api telah menjadi penting dalam sejarah perang sejak lebih dari 1.000 tahun yang lalu, terutama di Kekaisaran Tiongkok. Alkemis Tiongkok menemukan bubuk mesiu pada awal tahun 850 M yang kemudian mereka jadikan senjata meskipun awalnya untuk kembang api. Pada abad ke-10 hingga ke-12, tombak api berevolusi menjadi tabung berongga dengan bubuk mesiu dan proyektil kecil.
Kaisar Tiongkok, terdorong oleh perkembangan senjata api yang lebih besar, mengembangkan meriam untuk mengepung kota. Orang-orang di Asia, termasuk di Kerajaan Majapahit, Pulau Jawa, mengembangkan penggunaan senjata api dalam sejarah militer. Mereka menggunakan cetbang atau warastra, meriam tangan yang mereka adopsi namanya dari bahasa Tionghoa.
Senapan laras panjang kuno
Senjata api genggam cetbang dari Kerajaan Majapahit yang digunakan sekitar 1470-1478. Senjata ini dipengaruhi oleh Kekaisaran Tiongkok, Turki, dan Portugis.
Penjelajah sering menggunakan Blunderbuss, senjata yang diciptakan oleh orang Jerman. Senjata ini memiliki ciri khas moncong lebar dan bukaan besar di bagian atas. Para penjelajah abad ke-15 membawa senapan korek api. Senapan ini memiliki fitur laras dengan lubang kecil untuk bubuk mesiu dan tali untuk pembakaran. Pada akhirnya, penjelajahan membuat Spanyol dan Inggris membawa senjata api ke koloni-koloni di benua Amerika.
Untuk mempertahankan kekuasaan, koloni awal membutuhkan perajin logam yang terampil untuk membuat senjata. Demi bertahan hidup dan memperluas wilayah kolonial mereka, penduduk Eropa di Amerika mengembangkan senapan panjang yang terkenal dalam sejarah militer. Senapan Kentucky, Ohio, dan Pennsylvania adalah jenis senapan yang terkenal dengan ukiran rumitnya dan hiasan pelat kuning atau perak yang halus.
Pada abad ke-18, senjata api menjadi sangat dominan dalam sejarah militer Amerika dan Eropa. Senjata ini digunakan dalam formasi dua baris, di mana baris pertama menembak saat diberi aba-aba, lalu mundur untuk digantikan oleh baris kedua yang mengisi peluru.
Pertempuran Long Island tahun 1776, salah satu babak dalam Perang Revolusi AS. Pada masa ini, senjata api telah berkembang menjadi senapan.
Selama Perang Revolusi Amerika Serikat, milisi Amerika menggunakan senapan berburu untuk melawan pasukan Inggris. Beberapa kali, mereka juga menggunakan senapan Brown Bess Inggris dan Charleville Prancis. Keterlibatan dekat kaum revolusioner AS dengan Prancis meningkatkan perdagangan senjata selama perjuangan kemerdekaan.
Untuk mengurangi ketergantungan terhadap Prancis, George Washington memerintahkan pendirian pergudangan senjata di Springfield, Massachusetts, pada 1776. Awalnya berfungsi sebagai gudang penyimpanan amunisi dan senjata, pergudangan ini kemudian berkembang menjadi pusat produksi senapan dan peralatan militer lainnya dalam sejarah militer Amerika Serikat.
Pistol dan Revolver
Berbagai produsen senjata api telah mempercepat kemajuan AS dalam sejarah militer. Produksi senjata dan suku cadangnya berkembang pesat, termasuk dalam pengembangan senjata api berukuran kecil. Samuel Colt mematenkan pistol pertama dengan sistem multi-tembakan dan laras yang dapat berputar, Colt.45, pada tahun 1836. Colt.45 terkenal karena kapasitas peluru yang besar, mekanisme kunci yang andal, dan pegasnya yang inovatif dalam senjata api.
45 Colt merupakan senjata api genggam pertama yang berukuran kecil. Senjata ini menjadi cikal bakal pistol hari ini, yang muat membawa lebih dari satu peluru.
Perusahaan-perusahaan AS seperti Remington, Starr, Whitney, dan Manhattan mulai memproduksi revolver setelah Colt. Senjata api ini memainkan peran krusial dalam sejarah militer selama Perang Saudara AS, dengan kemajuan dalam pelepasan dan pengisian ulang yang lebih cepat.
Selama Perang Saudara Amerika Serikat, senapan laras panjang mengalami perkembangan pesat, terpengaruh oleh dampak Revolusi Industri yang dimulai di Inggris. Senjata-senjata ini mengadopsi sistem pengapian baru untuk mengamankan bubuk mesiu dari kerusakan akibat cuaca basah yang sering terjadi.
Shotgun
Sistem breechloading mengubah paradigma senjata laras panjang dalam sejarah militer dengan memungkinkan pengisian peluru dari belakang, bukan dari depan. Inovasi ini mendorong beberapa pabrik senjata di AS untuk memperkenalkan senapan dengan laras ganda atau shotgun. Berkat inovasi Colt, proses pengisian ulang senapan laras ganda menjadi lebih cepat. Senjata api ini menjadi sangat andal dalam sejarah militer abad ke-19.
Senapan dengan tembakan berulang
Pada akhir abad ke-19, Spencer Repeating Rifle Company mencapai kemajuan dengan menciptakan senapan yang dapat memuat beberapa amunisi. Mereka menggunakan magasin di bagian belakang senjata untuk menyimpan selongsong peluru. Perusahaan-perusahaan senjata AS mematenkan senapan Gatling yang dapat menembakkan 200 peluru per menit pada awal tahun 1860-an. Hiram Maxim menciptakan senapan mesin Maxim dengan kecepatan tembak 600 peluru per menit di Inggris pada tahun 1884.
Senapan mesin gatling generasi pertama. Senapan mesin ini diciptakan pada era Perang Saudara AS, dan penggunaannya menjadi masif saat Perang Dunia I.
Selama Perang Dunia I, senjata ini menjadi kunci dalam pertempuran, dengan Jerman bahkan mengembangkan versi mereka sendiri. Perkembangan senjata api terus maju dalam sejarah militer. menemukan senapan tommy atau senapan mesin ringan Thompson pada tahun 1918, yang kemudian menjadi sangat populer selama Perang Dunia II.
AK-47 vs. M-16
Senjata api senapan AK-47 menjadi kemajuan dalam sejarah militer. Penggunaannya begitu masif karena lebih ringan dan mematikan
Namun, salah satu senjata yang paling berpengaruh dalam era Perang Dingin adalah senapan AK-47. Senjata ini dikembangkan oleh Mikhail Kalashnikov untuk militer Uni Soviet, dengan nama “47” merujuk pada tahun 1947 ketika senjata ini dikembangkan. AK-47 menawarkan tembakan cepat dan mudah dioperasikan, menjadi salah satu senapan mesin yang paling dihormati di dunia.
Popularitas AK-47 meningkat karena biayanya yang rendah dan kemudahan produksinya, menjadikannya senjata yang banyak digunakan oleh gerilyawan. Kehadirannya dalam Perang Vietnam mendorong Amerika Serikat untuk mengembangkan senapan serbu baru seperti AR-15 atau M-16.
Kedua senjata ini menggunakan sistem operasi gas bertekanan tinggi dari selongsong peluru dan mampu menembak hingga 900 peluru per menit. Seiring masuknya abad ke-21, kedua senapan terus berevolusi menjadi senjata api yang mendominasi di kekuatan militer.